Jumat, 17 Juni 2016

When We Talk About Korean Fashion (Part 1)

Well, this is not a fashion blog and I'm not even a fashion blogger or fashionista or something like that but yeah, I wanna share my interest with you. This post is kinda different from the other post I wrote but yeah just take it.

Jadi gini, saya akhir - akhir ini suka banget sama Korea. Bukan terobsesi sih, belum. Masih lebih rendah dari itu lah ya. Sebelumnya waktu berumur sepuluh sampai dua belas saya sempat suka banget sama Korea, saya sempat jadi K-popers dan penikmat drama korea. Tahu lah ya, tahun itu banyak bermunculan drama - drama korea yang unforgettable dan worth watching. Sebagai contoh ya Boys Over Flowers yang dulu terkenal banget dan sampe sekarang juga masih masuk list drama korea favorit saya.

Lalu ada juga Girls' Generation dan Super Junior yang bisa dikatakan sebagai pencetus hallyu wave. Dulu saya sempat jadi SONE dan ELF juga, sampai sekarang sih masih suka dengerin lagu - lagunya tapi nggak sealbum seperti dulu lagi. Dan waktu kelas sembilan ini, muncul drama korea yang bagus banget kayak Descendant of The Sun, Who Are You School 2015, The Heirs dan lain sebagainya. Dan kebetulan temen sekelas saya banyak yang suka Korea, jadi deh saya merasa seperti terkena Hallyu Wave lagi. Jadi punya lagu - lagu Korea lagi di hp, nyimpen drama Korea di laptop, niru - niruin fashion orang korea, sampe belajar hangul segala.

Dan yang paling saya suka ini ya Korean Fashion. Fashionnya simpel, unik, dan juga elegan. Dan yang pasti nggak pernah terpisah dari kesan cute. Mau tampil tomboy pun juga bisa pake Korean Fashion. Dan biasanya baju - baju yang berbau Korean Fashion ini harganya juga nggak mahal, banyak ditemui di butik - butik di mall. Love banget lah pokoknya.

Lalu ada juga korean makeup, makeupnya simpel dan natural dan lebih sering pake warna - warna yang soft. Pokoknya kalo pake korean makeup, nggak ada yang namanya kesan menor atau apalah itu. Tapi, kali ini saya akan cerita tentang Korean Fashion, tentang Korean Makeup rencananya akan saya buat post sendiri, beserta dengan Korean Hairstyle. Yukk langsung aja kita bahas tentang Korean Fashion.

1. Girly dengan khas Korea banget
Nah yang pertama ini bisa dipakai kalo pengen tampil girly banget. Biasanya kesan girly jadi makin ada kalo kita pake rok. Kalo orang korea biasanya mereka pake rok yang diatas lutut. Tapi kalo kita orang Indonesia pake mini skirt begitu kesannya malah kurang sopan, ya. Jadi saya sarankan pake rok yang selutut aja, lagipula juga jarang kok setahu saya butik - butik yang jual miniskirt ^^
Kembali ke pokok bahasan. Nah biasanya kalo udah pake rok begini atasannya bisa kemeja panjang, atau kalo gak ya T-Shirt yang dipadu dengan cardigan. Atau T-Shirt panjang juga bisa. Pokoknya yang lengan panjang. Lalu, untuk milih model rok bisa macem - macem. Ada yang model span biasa, terus rok lipit, lalu ada juga overall. Saya paling suka model overall ini karena menurut saya yang paling cute. Sebagai saran, kalo milih rok mending yang simpel dan terdiri atas satu warna aja, dan gak banyak hiasan. Karena sebagaimana yang saya jelaskan tadi, Korean fashion tidak terlepas dari kesan simpel. Atasannya pun juga gitu. Pilih kemeja yang motifnya simpel, bisa kotak - kotak atau stripes. Kalau T-shirt, bisa bermotif atau plain color, terserah. Cardigannya pilih yang plain color. Kalo semua sudah siap, kira - kira jadinya seperti ini. Nah, take a look :)

rok lipit dengan kemeja

rok lipit dengan T-shirt dan cardigan

rok span dengan kemeja

rok lipit dengan kemeja dan cardigan yang (kayaknya) jadi satu

Nah, ini kalo udah dipake model. Overall dengan T-shirt pendek bagus juga :)
Overall dengan T-shirt panjang :)

Kalo ini dress mini 


Cutie :3

cute cute cute cute cute cute as hell :3

 2. Casual with Korean Fashion
Yang ini bisa dipake kalo lagi ke kampus, ke tempat bimbel, ke mall, atau kemana aja terserah. Asal jangan ke pesta, ya. Tahulah yang namanya casual fashion kan cocok dipake kemana - mana. Nah, biar gampang dan praktis, mending pake celana panjang aja. Saya sarankan pake jeans. Blue jeans atau jeans hitam bisa. Atasannya, terserah. Bisa pake T-shirt dan kemeja. Terserah. Sepatunya juga terserah. Take a look.




very simple but still adorable


When you too lazy to dress up but still wanna look cute and adorable        

3. Maxi Skirt
siapa bilang korea hanya punya mini skirt? ada juga kok koleksi fashion yang pake maxi skirt but still look cute as hell. Bisa dipake buat yang pengen tampil girly tapi nggak pengen ngelihatin kaki (?). Atau bisa dipake juga kalo keluar pas panas - panas biar kaki gak item (?) Atasannya boleh T-shirt boleh kemeja. Boleh pendek boleh panjang. Motif terserah, harus tetep simpel, ya. Take a look :





Kamis, 16 Juni 2016

Review Novel Three Wishes By Isabelle Merlin


Judul : Three Wishes
Penulis : Isabelle Merlin
Tahun Terbit : 2008
Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer
Jumlah Halaman : 377 halaman
Harga : Rp 64000,00


Blurb :
Wahai ibu peri internet, inilah tiga permintaanku
1. Menang lotre
2. Menjadi penulis best seller
3. Sepasang sepatu cantik berwarna perak

Saat Rose membuat blog untuk tugas bahasa Inggris, dia tidak menyadari blog itu akan mengubah hidupnya. Perempuan anggun tak dikenal datang dan mengumumkan bahwa Rose memiliki kakek bangsawan Prancis yang ingin bertemu dengannya.

Rose pun tiba di Prancis dan mendapati kakeknya tinggal di puri yang sangat megah. Dia mulai menyukai kehidupan barunya, juga Charlie, pemuda super tampan yang juga tertarik pada Rose.

Tapi saat Rose menguak lebih dalam masa lalu keluarganya, kisah dongengnya berubah menjadi mimpi buruk. Yang pasti, seseorang ingin dia mati. Dia harus mencari tahu siapa musuhnya, jika dia ingin selamat!

Sinopsis buku :
Rose Dumerle adalah seorang gadis Australia berusia enam belas tahun yang hidup bersama bibinya, Aunt Jenny. Kedua orang tua Rose meninggal dalam kecelakaan saat Rose masih kecil, tidak menyisakan warisan sepeser pun sehingga Rose harus menyesuaikan diri dengan hidup sederhana bersama Aunt Jenny yang seorang penjahit.

Rose pun memiliki kehidupan normal layaknya seorang gadis remaja biasa. Hingga suatu hari, guru bahasa Inggris Rose, Miss Bryce, menyuruhnya untuk membuat sebuah blog sebagai tugas bahasa Inggris. Rose pun dengan senang hati melakukannya karena ia memiliki hobby menulis. Rose membuat tema untuk blognya, seputar tiga permintaan. Blognya berjudul Three Wishes. (Jika kalian mau, bisa kunjungi blog Rose di fairychild3wishes.blogspot.com)

Rose pun menuliskan tiga permintaannya pada blog tersebut, dan sejak hari itu, ketiga permintaan Rose pun menjadi kenyataan. Hidupnya pun berubah 180 derajat. Seorang wanita anggun yang tidak lain adalah sekretaris kakeknya mendatanginya, mengumumkan bahwa Rose memiliki kakek seorang bangsawan Prancis kaya raya. Lalu, Rose pun diminta kakeknya untuk segera berangkat ke Paris dan bertemu kakeknya.

Permintaan menang lotre pun terkabul sudah, karena Rose mewarisi seluruh kekayaan kakeknya yang tak ternilai, puri megah nan indah serta lahan yang sangat luas. Rose pun sangat menikmati kehidupanya di Prancis. Lalu, permintaan ketiga yaitu sepasang sepatu perak juga menjadi kenyataan. Rose mendapatkan sepasang sepatu perak yang sangat cantik dan sangat mirip dengan sepatu milik Celestine, boneka peri kesayangannya di sebuah toko kecil di pinggiran kota. Bagaimana dengan permintaan kedua? Rose menginginkan dirinya mengalami kejadian yang seru demi mendapatkan ide untuk menulis novel. Permintaan keduanya juga menjadi kenyataan. Kejadian - kejadian tak terduga saling menimpa dirinya. Namun, kejadian ini bukan hanya seru, melainkan menegangkan dan juga menakutkan!

Berbagai kejadian aneh dan mengerikan menimpa Rose secara bertubi - tubi. Dimulai dari komentar - komentar aneh pada blognya, lalu mimpi buruk yang tak kunjung reda, langkah kaki misterius di lantai atas tempat kamarnya berada, hingga sebuah pesan singkat yang menjebak Rose sehingga ia terkunci di dalam makam keluarganya seorang diri, tanpa ventilasi dan tanpa penerangan.

Lalu ada juga Charlie, pemuda sangat tampan yang tak lain adalah putra Blanche Randal, sekretaris kakeknya. Rose pun sempat memiliki perasaan pada Charlie, dan Charlie pun juga tertarik padanya. Charlie membantu Rose untuk menyelidiki kejadian aneh yang menimpa dirinya. Lalu, ada juga Paul Fontaine, anak lelaki dari keluarga Fontaine yang dulu memiliki dendam pada keluarga Rose. Awalnya, Rose yakin bahwa Paul lah dalang dibalik semua kejadian aneh yang menimpanya. Namun, ternyata bukan. Rose malah merasa nyaman ketika berada di dekat Paul. Rose pun sempat dilema antara memilih Charlie atau Paul hingga kebenaran terungkap dan kini ia tahu siapa yang harus dipilihnya.

Well, ceritanya menarik. Tidak terduga. Meskipun saya bukan penikmat genre misteri, tapi saya cukup menikmati ceritanya. Saat ke toko buku dan membaca blurbnya, saya tertarik pada kehidupan glamor bak puteri raja yang akan dijalani Rose. Well, sepertinya jika saya ingin menikmati cerita macam itu harusnya saya baca princess diaries, ya. Karena cerita novel Three Wishes ini lebih berfokus pada teror dan misteri yang mana saya tidak terlalu suka. Bagi para penikmat genre seperti ini, buku ini wajib dibaca.

Cover Three Wishes edisi asli
Lalu, buku yang saya beli ini adalah cetakan kedua, yang kemungkinan sudah direvisi oleh pihak penerbit. Karena saya sempat baca review di sebuah blog yang menyatakan bahwa terjemahan novel ini kurang baik dan sulit dimengerti. Lalu ada beberapa kata asing yang penjelasannya pada footnote merujuk pada link wikipedia. Nah, di novel cetakan kedua ini anda tidak akan menemukan hal seperti itu lagi. Terjemahannya bagus dan mudah dimengerti, tapi sayang sekali di cetakan kedua ini malah tidak ada footnote sama sekali. Tidak ada penjelasan untuk kata - kata Prancis seperti brioche, quiche, dan canard a l'orange. Justru akan lebih baik lagi jika ditambahkan footnote yang jelas sehingga pembaca bisa lebih banyak mengetahui Prancis lewat novel ini.

Lalu, saya suka sekali dengan cover edisi Indonesia ini. Lebih cantik dan menarik ketimbang edisi aslinya yang terbitan Australia. Kertas pun juga bagus, tebal namun ringan. Intinya, novel ini bagus karena jalan cerita menarik, dan mengingatkan kita bahwa semewah - mewahnya hidup itu nggak akan bisa persis seperti dongeng, seperti kisah Rose yang hidup mewah namun tidak tenang karena berbagai macam teror ini, ya. Lalu bagi para penikmat cerita misteri novel ini bisa dijadikan wishlist, dan sebagai penyegar juga karena awalnya kehidupan Rose berjalan normal dan bahagia, seperti tidak akan timbul konflik. Namun, pada pertengahan cerita akan disajikan konflik - konflik yang cukup menegangkan.

Sekian dulu review dari saya, karena saya masih pemula mungkin review ini akan saya perbaiki lagi sewaktu - waktu, jadi harap maklum kalau review ini terasa terlalu singkat dan janggal, ya :)
Well, bye :)






Rabu, 25 Mei 2016

Review Novel Paper Towns by John Green





Judul Buku : Paper Towns
Pengarang : John Green
Tahun terbit : 2014
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Jumlah Halaman : 360 Halaman
Harga : Rp 64000,00


Blurb :
Saat Margo Roth Spiegelman mengajak Quentin Jacobsen pergi tengah malam - berpakaian seperti ninja dan punya daftar panjang rencana pembalasan - cowok itu mengikutinya. Margo memang suka menyusun rencana rumit, dan sampai sekarang selalu beraksi sendirian. Sedangkan Q, Q senang akhirnya bisa berdekatan dengan gadis yang selama ini hanya bisa dicintainya dari jauh tersebut. Hingga pagi datang dan Margo menghilang lagi.

Gadis yang sejak dulu merupakan teka - teki itu sekarang jadi misteri. Namun, ada beberapa petunjuk. Semuanya untuk Q. Dan cowok itu pun sadar bahwa semakin ia dekat dengan Margo, semakin ia tidak mengenal gadis tersebut.


Ringkasan cerita :
Quentin dan Margo sudah saling mengenal dan berteman akrab sejak kecil. Mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama. Quentin pun mengetahui sejak awal bahwa Margo suka sekali dengan teka - teki dan misteri. Tak hanya itu, Margo pun senang menyelidiki dan menyusun rencana. Semua itu ia ketahui ketika saat kecil mereka menemukan mayat seorang pria di taman bermain. Margo dengan semangat dan penasaran mengorek informasi apapun yang ia dapat demi mengetahui motif kematian pria tersebut. Sementara Q, Q tidak terlalu antusias dan berusaha melupakan peristiwa mengerikan tersebut.

Seiring berjalannya waktu, mereka berdua tumbuh besar dan sudah memiliki teman yang berbeda  walaupun masih bersekolah di tempat yang sama. Margo masuk ke kelompok murid - murid populer, sedangkan Q masuk ke kelompok murid yang biasa - biasa saja dan menjalani hidup dengan normal. Namun, perasaan Q terhadap Margo tidak berubah. Ia diam - diam masih menyukai dan memerhatikan Margo dari jauh meskipun Margo sudah memiliki kekasih.

Ketika Q melihat Margo, semuanya tampak biasa dan normal - normal saja. Margo tampak bahagia dan masih menyukai petualangan. Sudah menjadi buah bibir di kalangan murid - murid bahwa Margo pernah menjalani petualangan seru, antara lain menerobos masuk Disneyland, belajar gitar bersama seorang kakek tua yang tinggal seorang diri di Mississippi, berkeliaran selama tiga hari dengan rombongan sirkus, dan minum teh herba di belakang panggung bersama grup band The Mallionaires. Margo juga tampak bahagia bersama Jase Worthington, pacarnya.

Namun, ternyata semua dugaan Q tentang Margo salah. Ia malah begitu muak dengan lingkungan di sekitarnya, termasuk dengan pacar dan teman - teman dekatnya. Suatu hari, Margo ingin membalas dendam kepada pacar dan teman - temannya, dan ia mengajakserta Q untuk menemaninya. Q yang merupakan cowok dengan kehidupan normal dan tidak pernah berbuat onar, kini turut serta dengan petualangan seru Margo yang melibatkan sedikit aksi. Q pun sangat bahagia malam itu dan tidak sabar untuk menemui Margo esok harinya di sekolah.

Esok harinya, justru ia kecewa karena tidak melihat Margo sama sekali. Hari berikutnya juga, akhirnya ia tidak sabar dan pergi ke rumah Margo. Setelah pergi ke rumah Margo, ia akhirnya mengetahui bahwa Margo kabur dari rumah. Dan Margo meninggalkan petunjuk - petunjuk kecil untuk Q. Dari sinilah petualangan sebenarnya di mulai. Q, bersama sahabat - sahabatnya yaitu Ben, Radar, dan Lacey berpetualang untuk menemukan Margo. Petualangan mereka pun begitu menegangkan dan seru. Q sempat putus asa dan mengira Margo bunuh diri sebelum ia menemui petunjuk yang ditinggalkan Margo di internet dan kini ia yakin dimana Margo berada. Akhirnya, Q dan ketiga temannya pada hari wisuda mengemudi 24 jam nonstop secara bergantian dan memulai petualangan seru mereka demi menemukan Margo.

Secara keseluruhan, jalan ceritanya cukup seru dan menegangkan. Yang menurut saya paling menegangkan adalah ketika Margo dan Q menemukan mayat di taman bermain. Sementara yang paling seru adalah ketika Q dan Margo berada di Sea World, berdansa sepanjang malam diiringi lagu jazz Stars Fell on Alabama. Aku paling suka adegan itu. Juga ketika Q serta Ben, Radar, dan Lacey berada di jalanan menuju tempat Margo bersembunyi.

Sebenarnya saya suka dengan karakter Margo Roth Spiegelman yang 'berbeda' ini. Dia memiliki pemikiran luas dan mandiri. Serta rencana yang disusunnya brilian dan tidak biasa. Itu menurut pandangan saya sendiri. Brilian karena sederhana, mudah dilakukan tapi tepat sasaran. Ia juga menolak untuk menjadi seorang 'gadis kertas' yang menjalani kehidupan normal dan biasa - biasa saja dan malah memilih untuk berpindah - pindah kota. Namun saya heran dengan kesukaan Margo pada gedung dan bangunan terbengkalai. Itu yang menurut saya agak aneh walaupun sebagian orang menganggapnya biasa - biasa saja. Dan saya juga heran dengan sikap Margo yang terlalu memaksakan diri untuk tetap teguh pada pilihannya meninggalkan rumah dan berkelana ketimbang pulang dan bertemu keluarga dan teman - temannya.

Bagi saya yang merupakan orang rumahan, hal itu janggal dan terasa keliru. Lalu ada karakter Q yang memendam perasaan selama bertahun - tahun, dan akhirnya tahu bahwa Margo juga punya perasaan padanya bahkan sejak kecil. Menurut saya, yang membuat cerita ini menarik selain cerita petualangan adalah dua karakter Q dan Margo yang berbeda namun entah mengapa menurut saya serasi.John Green juga membuat ungkapan - ungkapan seru yang tidak biasa seperti contohnya :

"Menurut pendapatku, semua orang mendapatkan satu keajaiban. Contohnya, aku mungkin takkan pernah disambar halilintar, atau memenangkan hadiah nobel, atau menjadi diktator suatu negara kecil di Kepulauan Pasifik, atau mengidap kanker telinga yang tak dapat disembuhkan, atau mengalami tubuh tebakar secara tiba - tiba." Paper Towns, hal 9
  Yang menjadi kekurangan adalah buku ini merupakan buku terjemahan yang awalnya menggunakan bahasa inggris. Jadi, tentu saja ada beberapa kalimat yang saya kurang bisa memahami lantaran terjemahannya terasa janggal, seperti pada hal 23 :
"Margo Roth Spiegelman, yang nama bersuku kata enamnya kerap diucapkan secara utuh dengan semacam ketakziman senyap."
Jujur, saya kurang paham dengan frasa ketakziman senyap. Ketika membaca buku John Green yang berjudul The Fault In Our Star, juga banyak kalimat - kalimat yang tidak saya pahami lantaran penerjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Sebagai saran saja, jika ingin betul - betul memahami kalimat demi kalimat yang ada di buku ini, sebaiknya bacalah versi aslinya dalam bahasa Inggris. 

Namun, secara keseluruhan buku ini tetap layak dibaca karena keseruan ceritanya dan sangat recommended bagi pecinta buku - buku John Green. Dan bagi penggemar Cara Delevigne pun juga dianjurkan membaca buku ini atau minimal menonton filmnya. Fyi, Cara Delevigne memerankan Margo dan yang memerankan Q adalah Nat Wolff. Saya sendiri belum pernah lihat filmnya, namun sepertinya seru karena jalan ceritanya juga seru sekali.

Setelah membaca The Fault In Our Star, saya pun tertarik mencari karya John Green yang lain, dan saya menemukan Paper Town saya tertarik untuk membeli buku ini setelah baca beberapa reviewnya di internet. Dan setelah membaca, saya puas dan suka dengan ceritanya. Ketika membaca Paper Towns saya tidak terbawa emosi seperti saat membaca The Fault In Our Star, namun seperti yang sudah saya katakan berulang - ulang, daya tarik novel ini adalah keseruan ceritanya dan chemistry antara Margo dan Q yang berkepribadian berbeda.

Sekian dulu, dan maaf kalau review ini mengandung spoiler karena saya baru pertama membuat review buku. Saya baru pemula dan masih banyak kekurangan dalam membuat review ini namun saya berharap apa yang saya tulis ini dapat membantu dan bermanfaat. Happy reading!



Alexandra dan Tiga Calon Ratu

Cerpen ini bukanlah cerpen yang pertama kali saya buat, namun masih banyak kekurangan pada cerpen ini. Saya harap pembaca tidak keberatan dan harap memaklumi karena saya juga masih belajar sebagai seorang penulis. Sebagai seorang pemula, saya merasa langkah awal untuk menjadi seorang penulis adalah menulis cerita pendek dengan seribu kata dahulu, bukan langsung menulis novel dengan ratusan ribu kata. Dan entah kenapa, saya merasa cerpen klasik seperti yang ada pada dongeng - dongen klasik sangatlah tepat untuk mulai menekuni bidang tulis menulis. Jadi, silakan membaca novel saya dan jangan lupa untuk menyertakan kritik yang membangun :)




Alexandra dan Tiga Calon Ratu

Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan besar di Kaki Pegunungan Alpen. Kerajaan itu merupakan kerajaan besar yang dipimpin oleh seorang raja bernama Raja Charles. Rakyat hidup makmur dan bahagia ketika kerajaan dipimpin oleh Raja Charles, begitu juga Raja mereka tersebut juga sangat mencintai rakyat dan kerajaannya.

Suatu hari di bulan Desember, saat tanah terselimuti salju tebal, sungai dan danau membeku, dan pohon – pohon menggugurkan daunnya, Ratu Sophia melahirkan seorang bayi yang dinanti – nantikan oleh seluruh kerajaan. Sang ratu melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik. Meskipun bahagia, sang raja sedikit kecewa karena yang lahir adalah bayi perempuan. Padahal, ia menginginkan seorang pewaris takhta yang tangguh. Namun, yang lahir adalah bayi perempuan. Ia dan sang ratu sepakat untuk memberi nama bayi itu  Alexandra Marrie Snow de Argent. Nama belakangnya berasal dari nama kerajaan tersebut, kerajaan Argentium. 

Putri Alexandra tumbuh menjadi seorang gadis cilik yang periang dan juga cerdas. Ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, suka menanyakan pertanyaan – pertanyaan yang cerdas, dan suka membaca banyak buku. Para penghuni istana dan rakyat sangat menyukai Putri Alexandra karena kerendahan hatinya. Ia gemar sekali berkeliling keluar kerajaan dan membantu rakyat yang sedang kesusahan.

Hingga suatu hari, sang ratu sakit – sakitan dan akhirnya meninggal. Sang Putri sangat sedih mendengar hal ini. Begitu juga seluruh kerajaan. Semuanya berduka selama tujuh hari dan Sang Raja memerintahkan untuk menutup semua akses pintu masuk ke Kerajaan Argentium. Hingga pada akhirnya, sang raja sadar apa yang ia lakukan tidak benar. Ia menyuruh para staff membuka kembali akses masuk ke kerajaan dan semakin ambisius untuk menjalankan politik dengan negara lain. Kerajaan tersebut pun menjadi semakin kuat dan memiliki banyak sekutu.

Demi mempertahankan kerja sama tersebut, ia pun menikah dengan putri – putri dari beberapa kerajaan yang menjadi sekutu Kerajaan Argentium. Sehingga, sekarang ia memiliki tiga orang istri. Namun, belum ada yang ia putuskan untuk menjadi seorang ratu. Ia pun akhirnya berkonsultasi dengan penasihat kerajaannya, Richard. Richard menyarankan kepada Sang Raja untuk tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Ia tidak boleh mengangkat putri yang paling disukainya sebagai ratu. Tidak, tidak bisa begitu. Ia pun menyarankan Sang Raja untuk mengadakan serangkaian tes untuk memilih putri yang paling cerdas dan bijaksana untuk menjadi seorang ratu.
Sang Raja pun menuruti nasihat Richard. Esok harinya, ia mengadakan tes. Tes itu begitu rumit, tentu saja hanya seseorang yang cerdas dan bijaksana yang dapat menyelesaikannya. Tes babak pertama adalah tes yang menguji kecerdasan masing – masing calon ratu. Mereka disediakan sebuah mutiara kecil yang sudah dilubangi beserta sehelai benang. Namun, lubang yang ada di mutiara tersebut tidaklah lurus, meinkan berbelok di dalam. Para putri disuruh untuk memasukkan benang tersebut ke dalam mutiara. 

Tes babak kedua adalah tes yang menguji kecerdikan sekaligus kebijaksanaan. Mereka akan disajikan pertanyaan mengenai masalah yang biasa melanda Kerajaan Argentium dan mereka disuruh memecahkan masalah tersebut. Jawaban yang paling efisien dan bijaksanalah yang nantinya akan menghantarkan seorang putri untuk menjadi seorang ratu di Kerajaan Argentium.

Tes pertama dimulai. Ketiga calon pun sudah mulai berpikir bagaimana memasukkan benang tersebut. Salah satu calon yang bernama Putri Isabelle dapat melakukannya dengan lancar. Ia bangga dan puas karena dirinya adalah calon pertama yang berhasil menyelesaikan tes itu. Sebagai tambahan informasi, dalam tes itu para putri dipisahkan oleh sekat – sekat setinggi pinggang. Orang yang berdiri bisa menyaksikan jalannya tes tersebut. Namun, bagi para peserta yang duduk di lantai, mereka tidak dapat melihat apa yang calon lain sedang lakukan. 

Akhirnya, sepuluh menit kemudian salah satu putri menyusul keberhasilan Putri Isabelle. Putri itu bernama Putri Marrie. Ia hanyalah seorang putri yang berasal dari kerajaan kecil di tepi sungai. Sang Raja menikahinya karena ingin berterima kasih kepada ayahnya lantaran telah menyelamatkannya ketika sedang terluka di hutan beberapa tahun lalu. 

Namun, calon terakhir, yaitu Putri Selena tidak kunjung menyelesaikan tesnya padahal waktu akan segera habis. Putri Selena yang panik lalu menatap Putri Alexandra kecil yang saat itu sedang menatapnya. Putri Alexandra melihat benang dan mutiara tersebut dengan tertarik, dan saat itu juga Putri Selena tahu kalau Alexandra adalah gadis yang cerdas. Ketika sang raja sedang tidak melihat, ia menarik tangan Alexandra dengan kasardan memintanya memasukkan benang tersebut. “Tunjukkan padaku bagaimana caranya memasukkan benang ini ke dalam mutiara!” pintanya kasar. Alexandra yang ketakutan dan berhati baik pun mau membantu Putri Selena. “Mudah saja caranya, kau tinggal melumuri madu pada ujung benang tersebut dan memberikannya pada semut. Arahkan semut tersebut ke mutiara dan ia akan membawa benang tersebut melewati mutiara.” 

Setelah itu, Alexandra kembali ke tempatnya dan akhirnya seluruh calon berhasil menyelesaikan tes tersebut. Richard melihat mutiara masing – masing putri. Dua orang putri, yaitu Putri Isabelle dan Putri Marrie menggunakan cara yang sama, yaitu membuat lubang lain di mutiara tersebut, sementara Puti Selena menggunakan cara yang sama sekali berbeda dan tidak merusak mutiara tersebut. Akhirnya, Putri Selena menempati urutan pertama diikuti oleh Putri Isabelle lalu di urutan terakhir ada Putri Marrie yang menghela napas panjang. Melihat hal tersebut, Putri Alexandra merasa kasihan pada Putri Marrie. Seandainya saja ia tidak membantu Putri Selena, ia pasti tidak akan berada di urutan terakhir.

Malam harinya, Putri Alexandra yang sedang tertidur dikejutkan oleh seorang 
wanita yang membangunkannya dengan kasar. Ternyata wanita tersebut adalah Putri Selena. “Bangunlah anak kecil! Aku punya pertanyaan untukmu.” “Masalah apa yang biasanya terjadi di kerajaan ini?” Putri Alexandra yang tidak tahu bahwa pertanyaan tersebutlah yang akan diajukan pada tes esok hari menjawab dengan jujur. “Biasanya sering terjadi bencana kelaparan ketika memasuki musim dingin. Lalu pejabat kerajaan yang tidak jujur.” “Lalu, apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?” Alexandra mulai curiga namun ia pun akhirnya menjawab pertanyaan Putri Selena. 

“Untuk masalah kelaparan, kami mengantisipasi dengan menanam lebih banyak gandum saat musim panas, sehingga hasil panenan pun berlimpah dan bisa disimpan sebagai persediaan untuk musim dingin. Satu lagi, biasanya banyak hama yang menyerang tanaman sehingga hasil panen tidak bisa maksimal. Untuk mengatasinya, penduduk desa sering memburu mereka bersama – sama. Namun, menurutku cara itu tidak efisien. Hanya membuang – buang waktu dan tenaga. Menurutku, cara yang paling tepat adalah memasang jebakan – jebakan yang dibuat oleh ahli mekanik serta memngerahkan bantuan predator untuk memangsa hama, lalu bisa juga menaburkan racun di sekeliling tanaman yang akan mencegah hama untuk memakannya.” 

“Bagaimana dengan para pejabat kerajaan yang tidak jujur?” “Kalau menurutku, sang raja harus peduli dan cermat mengawasi segala kegiatan yang ada di istana. Kalau tidak begitu, tidak bakal ketahuan. Selain itu, para raja juga jangan mengangkat seorang pejabat kerajaan hanya dari status sosialnya saja, karena menurutku itu tidak benar. Para bangsawan akan mudah berbuat semena – mena. Lalu, para raja juga harus rutin melakuakan sidak pada para pejabat, tentu saja didukung dengan undang – undang yang tegas.” Putri Selena mengangguk mendengar jawaban Putri Alexandra yang begitu detail. Ia merasa puas dan yakin bisa memenangkan tes ini dan menjadi seorang ratu. Ia lalu hendak langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih.
Namun, Putri Alexandra sudah mulai curiga. Ia juga merasa kesal atas perlakuan kasar Putri Selena. Alexandra pun memegangi jubah mewah yang dikenakan Selena. “Lepaskan tanganmu!” “Tidak mau, aku suka jubahmu. Berikanlah padaku. Kalau tidak, aku akan berteriak.” Selena pun tidak memiliki pilihan lain dan meninggalkan kamar Putri Alexandra.

Esok harinya, tes pun dimulai. Para calon ratu ditempatkan di ruangan yang berbeda dan berjauhan sehingga tidak ada yang mendengar jawaban calon lain. Putri Isabelle menjawab pertanyaan yang diberikan dengan jawaban angkuh dan tidak peduli, mengingat ia adalah putri satu – satunya di kerajaan besar dan sangat dibanggakan ayahnya. 

Putri Marrie menjawab pertanyaan dengan sederhana dan murah hati. Ketika ditanya bagaimana cara mengatasi kelaparan ia menjawab akan memberikan harta kerajaan agar rakyatnya tidak kelaparan. Ketika ditanya bagaimana cara megatasi para pejabat yang tidak jujur, ia menjawab akan mengganti mereka yang tidak jujur tersebut dan mengambil harta mereka agar mereka berintrospeksi. Sungguh jawaban yang sederhana, lugu, dan murah hati. Raja Charles dan Putri Alexandria begitu juga Richard tersenyum mendengar jawaban Putri Marrie. Namun, sang raja merasa Putri Marrie belum tepat untuk menjadi seorang ratu.

Kini, tiba giliran Putri Selena. Ia menjawab semua pertanyaan sesuai dengan jawaban Putri Alexandra. Putri Alexandra yang sejak malam sudah curiga, bersiap – siap menyuruh pelayannya untuk mengambil jubah Putri Selena. “Nah, itulah jawaban yang paling benar yang aku inginkan! Richard, kini aku telah menemukan seorang ratu yang baru! Putri Selena, selamat. Kau kini akan dipanggil sebagai Yang Mulia Ratu Selena.” Sang raja berkata dengan senang. Putri Selena juga tersenyum mendengarnya, meskipun ia tahu hal ini akan terjadi.

“Tunggu dulu, ayah! Aku tidak terima jika ia menjadi seorang ratu!” Putri Alexadra menyela. “Apa maksudmu Alexandra?” sang raja bertanya dengan heran. “Ia meminta bantuanku untuk menyelesaikan semua tes ini. Dari babak pertama hingga sekarang. Ia memintaku memeberi tahu bagaiamana caranya memasukkan benang ke dalam mutiara. Lalu, ia juga datang ke kamarku tadi malam untuk menanyakan semua ini. Dan apa yang ia katakan tadi, semua itu adalah kata – kataku.” Alexandra menatap Selena tajam. Ayahnya, seperti biasa meragukannya. “Apa buktinya?” pelayan pun datang membawa jubah emas Putri Selena. “Ini adalah jubah yang ia kenakan tadi malam saat ke kamarku. Aku menahannya dan membawanya kepadamu sebagai bukti.”


Putri Selena tidak dapat membela dirinya sendiri lagi. Semua kecurangannya kini terungkap sudah. Ia dikembalikan ke kerajaannya dan sang raja berkali – kali berkata kepadanya, “berani sekali kau meremehkan putriku yang cerdas dan memperalatnya.”


Sang raja pun menangkat Putri Marrie yang sederhana dan baik hati menjadi ratu. Ia percaya, dengan bimbingan dari Richard, Putri Marrie akan menjadi seorang ratu yang bijaksana. Sementara Putri Isabelle menjadi selir sang raja dan tetap hidup mewah, namun kini tidak bersikap semena – mena dan lebih rendah hati. 

Dan yang terpenting, kini sang raja sudah percaya penuh kepada putrinya, Alexandra. Ia merasa bersalah karena telah mengabaikan putrinya selama bertahun – tahun hanya karena ia seorang perempuan. Ia merasa bangga dan percaya pada putrinya. Kini, ia tidak memerlukan seorang putra lagi untuk menjadi pewarisnya. Ia percaya Alexandra bisa menjadi penggantinya kelak dan malah lebih baik dari seorang putra.

Sementara Alexandra tetap menjadi dirinya sendiri. Ia tetap menjadi seorang putri yang baik hati, cerdas, rendah hati, dan peduli pada rakyatnya. Rakyat pun tetap mencintainya. Kehidupan di istana berjalan secara tenang dan harmonis. Semuanya berakhir bahagia.


 

Senin, 23 Mei 2016

The Reason Why I Started a Blog



Alasan utama saya membuat blog ini adalah : saya ingin mengembangkan bakat menulis saya, yang, kata ayah dan ibu saya sudah kelihatan sejak usia 9 tahun. Kalau saya boleh bercerita sedikit, sejak usia Taman Kanak - Kanak saya gemar sekali membaca buku. Bermula dari kebiasaan ayah saya yang suka menjemput terlambat saat di TK, saya mulai suka membaca buku cerita anak - anak yang terpajang dengan rapi di ruang kelas kami. 

 Awalnya, ketika saya dijemput terlambat, saya lebih suka bermain bersama anak - anak lain yang juga belum dijemput. Sampai lama kelamaan, semua anak sudah dijemput kecuali saya seorang. Dan seketika itu saya bingung apa yang harus dilakukan karena tidak ada anak lain yang bisa diajak bermain. 

 Akhirnya, saya mulai suka membaca buku cerita anak - anak tersebut. Awalnya hanya satu buku, kemudian saya ketagihan dan membaca buku lainnya hingga hampir semua buku yang ada di sana yang berjumlah dua puluhan sudah selesai saya baca. Saya berpikir bahwa membaca buku itu menyenangkan, kita bisa mendapat hiburan sekaligus pengetahuan. Ketika saya berusia sekitar 6 atau 7 tahun, saya suka membeli buku cerita di pameran - pameran buku yang sering diadakan di mall. Harga buku cerita tersebut relatif murah, mengingat hanya terdiri dari beberapa lembar dan ilustrasinya pun cukup sederhana. Meski begitu, saya sangat senang membacanya dan tidak bosan membacanya berulang - ulang kali. 

 Dan ibu saya pun mengetahui kegemaran saya yang baru tersebut. Beliau mendukung saya dengan cara membelikan banyak buku cerita anak - anak. Pada saat saya berulang tahun, beliau juga memberi hadiah berupa buku. Hanya saja, buku yang dipilih ibu sebagai hadiah ini ilustrasinya tiga dimensi dan terlihat sangat nyata juga indah. Saya masih ingat kali itu, beliau membelikan saya buku berjudul Tinkerbell. Saya pun menjadi tertarik dan ingin membeli buku Tinkerbell seri lainnya. Saya tidak ingat bagaimana nasib buku - buku cerita tersebut, tapi sepertinya buku tersebut disumbangkan kepada anak lain mengingat usia saya sekarang yang sudah lima belas dan tidak waktunya membaca buku seperti itu.


 Hingga ketika saya berusia delapan tahun, saya tertarik untuk membeli buku terbitan DAR! Mizan, yaitu Kecil - Kecil Punya Karya atau kerap kali disebut KKPK. Seperti yang kita tahu, penulis dari seri ini adalah penulis - penulis cilik yang masih berusia sembilan hingga tiga belas tahun. Malah, setahu saya ada yang masih berusia delapan tahun. Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami dan cerita yang disajikan menyangkut kehidupan sehari - hari seorang anak sekolah dasar. Sangat cocok dibaca oleh pembaca seperti saya yang kala itu masih kelas tiga sekolah dasar. 

Saat itu juga, saya berlangganan majalah anak - anak Bobo. Intinya, orang tua saya saat itu sangat mendukung hobi membaca saya. Di dalam majalah anak - anak tersebut juga terdaapat beberapa cerita pendek. Saya selalu menyukai cerpen - cerpen yang ada dalam majalah anak - anak karena ceritanya menarik dan sesuai dengan kegiatan sehari - hari pembacanya. 

Hingga suatu ketika, saya berkeinginan untuk menulis cerpen saya sendiri. Waktu itu, saya gampang sekali menemukan ide. Dengan melihat game di komputer saja pun sudah langsung dapat ide untuk membuat cerpen. Beda dengan sekarang, saya harus berpikir berjam – jam untuk mendapatkan ide. Malah, kadang – kadang ide itu datang pada saat – saat yang tidak terduga. Saat di kamar mandi, atau saat sedang makan siang.

Nah, kita kembali pada inti permasalahan. Waktu itu saya ingat sekali, cerpen saya bercerita tentang seorang anak yang menginginkan aquarium beserta ikannya untuk hadiah ulang tahun. Namun, sang ayah tidak setuju dan memberinya hadiah berupa game memelihara ikan di komputer. Sang ayah berpikir aquarium mahal dan akan memakan tempat di rumah mereka, sehingga ia berinisiatif membetulkan komputer lama mereka yang rusak dan menginstallkan game itu untuk hadiah putrinya yang berulang tahun.

Sederhana memang, namun ibu saya berkata cerpen itu cukup bagus mengingat usia saya kala itu baru delapan tahun. Ibu berkata bahwa bahasa yang saya gunakan pada cerpen tersebut cukup runtut dan mudah dipahami. Dari situlah ibu yakin bahwa bakat menulis ada dalam diri saya. 

Saya punya cerita lagi, bahwa guru saya sewaktu kelas tiga sekolah dasar pun berkata bahwa karangan saya bagus. Waktu itu, saya dan teman – teman ditugaskan untuk membuat sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman. Saya berusaha melakukan dengan sebaik mungkin dan hasilnya memuaskan, guru saya berkata karangan saya adalah yang terbaik di kelas. Dengan pujian – pujian kecil seperti itu, saya menjadi cukup yakin saya punya sedikit bakat. Dan saya ingin mengembangkannya melalui blog ini. 

Mungkin tidak ada yang berkenan membaca tulisan kecil ini, namun saya ingin menyampaikan sesuatu melalui karangan sederhana ini. Diantaranya adalah : Semua kejadian yang tidak menyenangkan yang kalian alami baik dulu maupun sekarang adalah ‘pintu – pintu gerbang’ yang Allah Swt. berikan untuk menuju sebuah awal yang lebih baik. Percayalah bahwa setiap masalah pasti ada hikmahnya.  

It was never random.
Yang kedua, jangan pernah berkecil hati dan jangan pernah merasa sebagai seseorang yang ‘useless’. Karena, Allah Swt. menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia ini dengan tujuan tertentu. Apapun yang diciptakan oleh Nya pasti ada manfaatnya. Krikil kecil yang ada di jalanan pun ada manfaatnya, apalagi kalian yang dikaruniai akal dan budi serta hati nurani. Jadi, tetaplah semangat dan optimis dengan kehidupan. Selamat berjuang, semoga sukses!